BUDIDAYA TANAMAN CABE
Cabe atau cabai merupakan pelengkap makanan yang memberikan unsur rasa pedas. Tanaman cabe yang banyak mengandung vitamin A dan vitamin C ini sangat populer terutama di Asia Tenggara. Karena banyak diminati, banyak pula yang ingin menanam cabe sendiri sehingga mudah dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Proses penanaman cabe relatif terbilang mudah, alat yang digunakan standar, tidak perlu tempat khusus hanya cukup dirumah, bibit juga mudah didapat. Disini akan dibahas mengenai cara penanaman cabe beserta kendala-kendala yang dilengkapi dengan cara untuk mencegah dan menanggulanginya.
Secara singkat proses penanaman cabe adalah tahap persiapan (menyiapkan tanah,bibit, dan peralatan), tahap menunggu (merawat tanaman), dan panen.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tanah. Cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, kaya zat hara, pH 5 sampai 6 dan tidak tergenang air. Tanaman cabe dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah dan bisa hidup daerah banyak hujan maupun di daerah kurang hujan, namun akan lebih optimal pada daerah yang kurang hujan.
Hal kedua adalah bibit. Bibit dapat diperoleh dengan membeli dari penjual bibit tanaman atau bisa diambil dari biji cabe itu sendiri. Biji yang diambil dari cabe dijemur terlebih dahulu hingga kering. Letakkan bibit pada tanah yang telah dipersiapkan. Perlu diperhatikan untuk tidak meletakkan bibit antar bibit secara berdekatan karena bisa tumbuh jamur pada musim hujan. Jika wadah atau tempat yang digunakan adalah polybag atau pot ukuran standar untuk satu tanaman, cukup letakkan satu biji pada satu wadah. Jika menggunakan lahan yang cukup besar beri jarak kurang lebih 60 cm. Selanjutnya siram dengan air yang cukup untuk membuat tanah lembab, tidak tergenang.
Setelah berkisar satu bulan, bibit akan mulai tumbuh. Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan cabe bisa dipetik.
Namun tidak semua penanaman dapat membuahkan tanaman cabe yang sehat, bahkan bisa gagal total. Penyakit dan hama yang biasa menyerang tanaman cabe adalah tungau, thrips, lalat buah, antraknose, dan layu.
Lalat buah membuat buah terinfeksi sehingga menjadi busuk dan gugur. Pada buah yang belum matang, penyakit ini membuat buah tidak memenuhi standar mutu. Gejala yang terlihat adalah lubang titik coklat kehitaman pada bagian pangkal. Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan pestisida sintetik seperti deltametrin 25 EC, betasiflutrin 25 EC, lamdasihalotrin 25 EC dan sipermetri 100 EC. Lakukan penyemprotan sebelum jam 6 pagi pada bagian bawah daun. Pengendalian lain adalah memetik dan membuang buah yang telah terinfeksi.
Antraknose membuat buah menjadi busuk, keriput, dan mengering serta warna kulit buah menjadi seperti jerami, daun gugur, ranting gundul dengan benjolan yang berlanjut ke mati ranting. Gejala adalah bercak kuning yang kemudian menjadi bintik-bintik kecoklatan pada daun maupun buah. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah penyemprotan fungisida, pemupukan ektra (Unsur K), menghilangkan ranting yang telah kering dan busuk.
Layu disebabkan oleh jamur dan bateri. Gejala yang ditimbulkan layu oleh jamur adalah layu yang serempak menjadi kering, bila dicabut tampak kering dan tidak berbau. Layu oleh bakteri menyebabkan tanaman basah dan berbau busuk. Untuk mengendalikan layu oleh jamur adalah menggunakan fungisida sistemik magenta, untuk layu oleh bakteri menggunakan bakerisida agrep.
Perawatan umum yang harus dilakukan secara rutin adalah penyiraman setiap hari agar tanah tidak kering, penyemprotan rutin pestisida, mencabut daun yang telah menguning, pemupukan.
1. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh trips. Gejala keriting pada daun tanaman cabe sebagian besar disebabkan oleh hama trips. Gejala yang ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun yang keriting dengan bentuk lekukan yang menggulung ke atas. Biasanya serangan trips diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap seperti perak. Hama tanaman ini sangat mudah dilihat kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabe dan didalam gulungan daun cabe, berbentuk kecil memanjang seperti semut hitam dengan warna ada yang hitam dan hijau. Binatang ini bisa bergerak cepat dan mudah meloncat.
2. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh tungau. Tungau menyerang tanaman cabe dengan memberikan gejala yang khas, yaitu daun yang terserang akan melengkung ke bawah dengan rapih. Serangan tungau biasanya terjadi pada daun yang ketiga sampai kebawah. Jika daun yang menggulung dibuka dan diperhatikan secara teliti maka permukaan daun bagian bawah akan terdapat binatang yang sangat lembut sekali (selembut tepung) yang bergerak secara perlahan-lahan. Warna tungau pada permukaan daun biasanya hijau muda.
3. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh Virus. Virus pada tanaman cabe biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul). Jika virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun tanaman cabe yang menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung. Hal ini berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan menggulung tanaman cabe hanya daun bagian ujung saja. Gejala keriting daun oleh Virus kadang-kadang juga dikuti oleh kerdilnya tanaman dan berubahnya warna daun.
Setelah kita mengetahui beberapa penyebab keriting daun cabe tentunya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengendalikan hama penyebab keriting tersebut
1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma dilahan
maupun disekitar lahan
2. Gunakan mulsa plastik hitam perak
3. Jarak tanam jangan terlalu rapat
4. Kalau memungkinkan gunakan sprinkel untuk menyiram
tanaman
5. Untuk keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus cegah
dengan mengendalikan vektornya
6. Gunakan insektisida yang tepat sasaran. Untuk trips, myzus \
dan bemisia gunakan insektisida berbahan aktif abamektin,
karbosulfan, fipronil, imidakloprid. Untuk tungau gunakan
akarisida seperti samite, mitac dan mesurol.
7. Ketika mengaplikasi pestisida tambahkanlah pupuk daun
untuk mempercepat pemulihan tanaman.
8. Jika merasa selalu kesulitan mengendalikan keriting daun
tanaman cabe maka hindari menanam cabe pada musim
kemarau.
PATEK disebabkan jamur
pengendaliannya dgn fungisida dithane, antracol. tetapi jika sudah terserang patek, maka akan sangat sulit dikendalikan. penyemprotan terbaik adalah untuk mencegah penyakit
KERONTOKAN BUNGA DAN BUAH CABAI
Akhir-akhir ini banyak Petani yang mengeluhkan bunga cabenya pada rontok. Mereka bertanya obat apa yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Sebelum bicara obat dan pengendalian, kita terlebih dahulu harus mengetahui penyebab kerontokan bunga, itulah kunci awal dari pengendalian. Bunga rontok bias disebabkan oleh banyak hal, seperti defisiensi unsur P, defisiensi calcium, serangan hama, atau perubahan suhu ekstrim, dsb
1. Serangan Jamur
Gejalanya dapat dilihat dari buahnya yang mengalami pembusukan dan terdapat spora jamur pada buah dan tangkainya. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki derajat kemasaman tanah (pH tanah) dengan menambahkan kapur melalui pengapuran lahan dan penggunaan pupuk daun yang mengandung kapur tinggi. Sedangkan untuk menekan kerontokan cabai karena serangan jamur, maka perlu pengaturan jarak tanam agar tidak terlalu rapat, sanitasi lingkungan dan penyemprotan fungisida protektan dengan dosis dan waktu interval yang tepat, sehingga tidak terlambat.
2. Difisiensi Calsium
2. Difisiensi Calsium
Tangkai bunga menguning. Terlihat pada tangkai buah muda yang baru terbentuk berwarna kuning pucat sampai kecoklatan dan warna buah berwarna hijau pucat. Gejala seperti itu dapat disebabkan karena kekurangan unsur kalsium (Ca). lama-kelamaan bunga dapat rontok. Biasanya, apabila buah bisa tumbuh besar, maka ujung buahnya akan berwarna coklat dan mengering.
3. Difisiensi Unsur Makro P dan Mikro
3. Difisiensi Unsur Makro P dan Mikro
Tanaman nampak sehat, tidak ada gejala serangan bercak daun dan busuk daun, tidak nampak adanya buah yang kekuning-kuningan, buah bawah hingga tiga tangkai jadi, tetapi bunga atas tiba-tiba banyak yang rontok. Hal ini karena asupan makanan kurang (difisiensi), sehingga makanan tidak nyampai hingga ke atas, khususnya untuk unsur P dan unsur mikro. Tanda lain biasanya daun cenderung kaku dan bergelombang.
0 komentar:
Posting Komentar