Sabtu, 17 Desember 2016

PAKET LENGKAP CARA MENANAM CABE

BUDIDAYA TANAMAN CABE

Cabe atau cabai merupakan pelengkap makanan yang memberikan unsur rasa pedas. Tanaman cabe yang banyak mengandung vitamin A dan vitamin C ini sangat populer terutama di Asia Tenggara. Karena banyak diminati, banyak pula yang ingin menanam cabe sendiri sehingga mudah dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Proses penanaman cabe relatif terbilang mudah, alat yang digunakan standar, tidak perlu tempat khusus hanya cukup dirumah, bibit juga mudah didapat. Disini akan dibahas mengenai cara penanaman cabe beserta kendala-kendala yang dilengkapi dengan cara untuk mencegah dan menanggulanginya.

Secara singkat proses penanaman cabe adalah tahap persiapan (menyiapkan tanah,bibit, dan peralatan), tahap menunggu (merawat tanaman), dan panen.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tanah. Cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, kaya zat hara, pH 5 sampai 6 dan tidak tergenang air. Tanaman cabe dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah dan bisa hidup daerah banyak hujan maupun di daerah kurang hujan, namun akan lebih optimal pada daerah yang kurang hujan.

Hal kedua adalah bibit. Bibit dapat diperoleh dengan membeli dari penjual bibit tanaman atau bisa diambil dari biji cabe itu sendiri. Biji yang diambil dari cabe dijemur terlebih dahulu hingga kering. Letakkan bibit pada tanah yang telah dipersiapkan. Perlu diperhatikan untuk tidak meletakkan bibit antar bibit secara berdekatan karena bisa tumbuh jamur pada musim hujan. Jika wadah atau tempat yang digunakan adalah polybag atau pot ukuran standar untuk satu tanaman, cukup letakkan satu biji pada satu wadah. Jika menggunakan lahan yang cukup besar beri jarak kurang lebih 60 cm. Selanjutnya siram dengan air yang cukup untuk membuat tanah lembab, tidak tergenang.

Setelah berkisar satu bulan, bibit akan mulai tumbuh. Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan cabe bisa dipetik.

Namun tidak semua penanaman dapat membuahkan tanaman cabe yang sehat, bahkan bisa gagal total. Penyakit dan hama yang biasa menyerang tanaman cabe adalah tungau, thrips, lalat buah, antraknose, dan layu.

Lalat buah membuat buah terinfeksi sehingga menjadi busuk dan gugur. Pada buah yang belum matang, penyakit ini membuat buah tidak memenuhi standar mutu. Gejala yang terlihat adalah lubang titik coklat kehitaman pada bagian pangkal. Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan pestisida sintetik seperti deltametrin 25 EC, betasiflutrin 25 EC, lamdasihalotrin 25 EC dan sipermetri 100 EC. Lakukan penyemprotan sebelum jam 6 pagi pada bagian bawah daun. Pengendalian lain adalah memetik dan membuang buah yang telah terinfeksi.

Antraknose membuat buah menjadi busuk, keriput, dan mengering serta warna kulit buah menjadi seperti jerami, daun gugur, ranting gundul dengan benjolan yang berlanjut ke mati ranting. Gejala adalah bercak kuning yang kemudian menjadi bintik-bintik kecoklatan pada daun maupun buah. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah penyemprotan fungisida, pemupukan ektra (Unsur K), menghilangkan ranting yang telah kering dan busuk.

Layu disebabkan oleh jamur dan bateri. Gejala yang ditimbulkan layu oleh jamur adalah layu yang serempak menjadi kering, bila dicabut tampak kering dan tidak berbau. Layu oleh bakteri menyebabkan tanaman basah dan berbau busuk. Untuk mengendalikan layu oleh jamur adalah menggunakan fungisida sistemik magenta, untuk layu oleh bakteri menggunakan bakerisida agrep.

Perawatan umum yang harus dilakukan secara rutin adalah penyiraman setiap hari agar tanah tidak kering, penyemprotan rutin pestisida, mencabut daun yang telah menguning, pemupukan.

Keriting Daun Pada Tanaman Cabe
Hama keriting daun pada tanaman cabe. Sebenarnya ada beberapa penyebab yang mengakibatkan daun tanaman cabe menjadi keriting. Supaya kita mengetahui cara mengendalikan hama yang menyebabkan gejala keriting daun cabe tersebut pasti harus didasari oleh pengetahuan tentang penyebab keriting daun cabe tersebut.

1. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh trips. Gejala keriting pada daun tanaman cabe sebagian besar disebabkan oleh hama trips. Gejala yang ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun yang keriting dengan bentuk lekukan yang menggulung ke atas. Biasanya serangan trips diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap seperti perak. Hama tanaman ini sangat mudah dilihat kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabe dan didalam gulungan daun cabe, berbentuk kecil memanjang seperti semut hitam dengan warna ada yang hitam dan hijau. Binatang ini bisa bergerak cepat dan mudah meloncat.

2. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh tungau. Tungau menyerang tanaman cabe dengan memberikan gejala yang khas, yaitu daun yang terserang akan melengkung ke bawah dengan rapih. Serangan tungau biasanya terjadi pada daun yang ketiga sampai kebawah. Jika daun yang menggulung dibuka dan diperhatikan secara teliti maka permukaan daun bagian bawah akan terdapat binatang yang sangat lembut sekali (selembut tepung) yang bergerak secara perlahan-lahan. Warna tungau pada permukaan daun biasanya hijau muda.

3. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh Virus. Virus pada tanaman cabe biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul). Jika virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun tanaman cabe yang menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung. Hal ini berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan menggulung tanaman cabe hanya daun bagian ujung saja. Gejala keriting daun oleh Virus kadang-kadang juga dikuti oleh kerdilnya tanaman dan berubahnya warna daun.

Setelah kita mengetahui beberapa penyebab keriting daun cabe tentunya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengendalikan hama penyebab keriting tersebut

1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma dilahan    
     maupun disekitar lahan
2. Gunakan mulsa plastik hitam perak
3. Jarak tanam jangan terlalu rapat
4. Kalau memungkinkan gunakan sprinkel untuk menyiram  
     tanaman
5. Untuk keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus cegah 
     dengan mengendalikan vektornya
6. Gunakan insektisida yang tepat sasaran. Untuk trips, myzus \ 
     dan bemisia gunakan insektisida berbahan aktif abamektin,
     karbosulfan, fipronil, imidakloprid. Untuk tungau gunakan 
    akarisida seperti samite, mitac dan mesurol.
7. Ketika mengaplikasi pestisida tambahkanlah pupuk daun
    untuk mempercepat pemulihan tanaman.
8. Jika merasa selalu kesulitan mengendalikan keriting daun
    tanaman cabe maka hindari menanam cabe pada musim
    kemarau.

PATEK disebabkan jamur
pengendaliannya dgn fungisida dithane, antracol. tetapi jika sudah terserang patek, maka akan sangat sulit dikendalikan. penyemprotan terbaik adalah untuk mencegah penyakit

KERONTOKAN BUNGA DAN BUAH CABAI
Akhir-akhir ini banyak Petani yang mengeluhkan bunga cabenya pada rontok. Mereka bertanya obat apa yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Sebelum bicara obat dan pengendalian, kita terlebih dahulu harus mengetahui penyebab kerontokan bunga, itulah kunci awal dari pengendalian. Bunga rontok bias disebabkan oleh banyak hal, seperti defisiensi unsur P, defisiensi calcium, serangan hama, atau perubahan suhu ekstrim, dsb

1. Serangan Jamur
Gejalanya dapat dilihat dari buahnya yang mengalami pembusukan dan terdapat spora jamur pada buah dan tangkainya. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki derajat kemasaman tanah (pH tanah) dengan menambahkan kapur melalui pengapuran lahan dan penggunaan pupuk daun yang mengandung kapur tinggi. Sedangkan untuk menekan kerontokan cabai karena serangan jamur, maka perlu pengaturan jarak tanam agar tidak terlalu rapat, sanitasi lingkungan dan penyemprotan fungisida protektan dengan dosis dan waktu interval yang tepat, sehingga tidak terlambat.

2. Difisiensi Calsium
Tangkai bunga menguning. Terlihat pada tangkai buah muda yang baru terbentuk berwarna kuning pucat sampai kecoklatan dan warna buah berwarna hijau pucat. Gejala seperti itu dapat disebabkan karena kekurangan unsur kalsium (Ca). lama-kelamaan bunga dapat rontok. Biasanya, apabila buah bisa tumbuh besar, maka ujung buahnya akan berwarna coklat dan mengering.

3. Difisiensi Unsur Makro P dan Mikro
Tanaman nampak sehat, tidak ada gejala serangan bercak daun dan busuk daun, tidak nampak adanya buah yang kekuning-kuningan, buah bawah hingga tiga tangkai jadi, tetapi bunga atas tiba-tiba banyak yang rontok. Hal ini karena asupan makanan kurang (difisiensi), sehingga makanan tidak nyampai hingga ke atas, khususnya untuk unsur P dan unsur mikro. Tanda lain biasanya daun cenderung kaku dan bergelombang.
  



pestisida dan pupuk alami

MACAM-MACAM PESTISIDA DAN PUPUK ALAMI

SUSU UNTUK CENDAWAN Susu merupakan sumber gizi paling baik untuk kesehatan. Namun susu ternyata juga bisa digunakan sebagai fungisida. Adapun resepnya adalah sebagai berikut : Aduk rata susu dan air dengan perbandingan 1 : 9. untuk mendapatkan larutan yang lebih kuat tambahkan susu sehingga perbandingan menjadi 50 : 50. Larutan ini dapat digunakan untuk mengatasi penyakit embun tepung pada labu maupun penyakit lain yang disebabkan oleh cendawan. Susu dan air yang diaplikasikan memacu pertumbuhan cendawan parasit pemakan cendawan ganas penyebab penyakit. Pemakaian cukup disemprotkan keseluruh tanaman dan pemakaiannya cukup 1 X per minggu. Disamping itu susu juga memacu pertumbuhan benih.

SODA KUE UNTUK FUNGISIDA Soda kue atau Natrium Bikarbonat (NaHCO3) biasanya dipakai untuk bahan tambahan kue agar cepat mengembang. Bahan tersebut ternyata dapat juga digunakan sebagai fungisida untuk menangkal serangan embun tepung. Penyakit ini di tandai dengan munculnya lapisan embun bertepung di permukaan daun. Cendawan dari jenis Oidium atau Erysiphe ini dapat menimbulkan kerugian cukup besar apabila tidak di kendalikan. Cara aplikasinya cukup mudah. Larutkan 5 gram soda kue dalam 1 liter lerutan sabun berkonsentrasi 0,5 %. Larutan sabun berfungsi sebagai pengubah permukaan larutan sehingga butiran semprotan lebih tahan lama di permukaan daun tanaman. Sabun juga mempercepat tembusnya lapisan kutikula yang berlapis lilin. Sedangkan bikarbonat berfungsi merusak dinding membran spora Oidium, yang akan mengakibatkan dehidrasi dan pada akhirnya cendawan akan mati.

BIJI BENGKUANG SEBAGAI INSEKTISIDA (Aphids/kutu-kutuan) Biji bengkuan mengandung racun pachyrizid. Senyawa ini mampu membasmi kutu-kutuan daun Aphid. Kutu ini bersifat polifag hingga mempunyai banyak tanaman inang. Kandungan racun pada biji bengkuan mencapai 0,12 % hingga 0,40 %. Bahkan pada biji tua yang kering kandungannya mencapai 0,65 %. Adapun aplikasinya cukup mudah, siapkan kurang lebih 50 butir biji bengkuang yang tua dan kering kemudian tumbuk halus menjadi tepung. Kemudian campurkan dengan air dan kemudian semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang.

KUNYIT DAN TEMULAWAK UNTUK CENDAWAN (Plasmodiophora Brassicae) PENYEBAB AKAR GADA Pengunaan kunyit karena senyawa yang terdapat pada umbi tersebut mampu merangsang pertumbuhan akar. Cara pembuatan : - Sediakan 15 – 20 rimpang kunyit dan temulawak dengan perbandingan 2 : 1 - Air 1 Liter - Kupas rimpang kunyit dan temulawak - Ditumbuk atau diblender. - Tambahkan air bersih kemudian disaring. Cara Penggunaan :

Sebelum disemai rendam benih kubis dalam larutan tersebut selama 30 menit. Selang 10 hari setelah tumbuh dalam bedengan siram kembali bibit tersebut. Kemudian sebelum pindah tanam lakukan perlakuan tersebut.

BAWANG PUTIH UNTUK INSEKTISIDA Bawang putih disamping untuk bumbu dapur ternyata juga mampu mengendalikan Thrips karena rasa dan aromanya tidak disukai jenis kutu-kutuan tersebut. Bahan : - 2 s/d 3 kg bawang putih - 1000 liter larutan pupuk Cara pembuatan dan aplikasi : Bawang putih dibuat ekstrak dengan cara di tumbuk atau diblender setelah berbentuk ekstrak kemudian diberi air dan campurkan ke dalam larutan pupuk organik. Setelah diaduk aduk hingga merata kocorkan larutan tadi pada tanaman kira-kira 200 CC. Pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tersebut adalah aroma dari bawang putih tidak disukai oleh serangga tersebut. Ataupun dengan cara kultur teknis yaitu menanam tomat atau cabai ditumpangsarikan dengan bawang putih atau bawang merah.

KENIKIR SEBAGAI NEMATISIDA Kenikir ternyata tidak hanya merupakan tanaman penghias taman akan tetapi bermanfaat juga sebagai Nematisida pada tanaman tomat yang terserang Nematisida puru akar akar (NPA). Caranya bahan kenikir diperoleh dengan memblender atau menumbuk 1 kg batang kenikir yang dilarutkan dalam 1 liter air. Sedangkan untuk aplikasinya yaitu dengan cara mencampur larutan hasil tumbukan kenikir tersebut dalam 20 liter air. Kenikir tidak disukai nematoda karena mengandung bioaktif seperti piperiton dan terrhienil yang bersifat antagonis terhadap nematoda.

MELAWAN MILDEW DENGAN SUSU Mildew atau penyakit tepung sering ditemukan pada tanaman tomat, melon, dan cabai. Penyakit yang disebabkan oleh jamur Oidium Tingitanium itu memang tidak terlalu merugikan tetapi perlu diwaspadai dan dikendalikan. Adapun cara sederhana untuk mengendalikan jamur tersebut adalah dengan menggunakan susu. Caranya larutkan air dan susu dengan perbandingan 9:1 semprotkan pada tanaman yang terserang. Enzim pada susu dapat menetralisir mildew.

BAWANG PUTIH ATASI AKAR GADA Cendawan Plasmodiophora brassicae momok bagi pekebun sawi dan anggota famili kubis-kubisan. Tingkat kerugian bisa mencapai 100% akibat penyakit akar gada itu. Jaringan yang terserang menjadi rusak sehingga pengankutan air dan zat hara menjadi terganggu. Rotasi tanaman saja tidak cukup lantaran cendawan dalam tanah mampu bertahan hingga 20 tahun. Adapun cara pengendalian sederhana dapt menggunakan umbi bawang putih. Caranya Haluskan dan larutkan umbi bawang putih dalam air bersih. Sebelum disemai rendam benih dalam larutan itu selama 15 menit.

EUGENOL CENGKEH SEBAGAI POLISI TANAMAN Eugenol yang terkandung dalam gagang, daun, dan bunga cengkih berpeluang menjadi Pestisida Nabati. Penelitian Balittro membuktikan produk pestisida dari cengkih paling efektif mengatasi Cendawan, Bakteri, dan Nematoda pengganggu tanaman dibanding tanaman lainnya. Eugenol dan turunannya sudah lama diketahui memiliki efek Anti Cendawan, Anti Bakteri, Anti rematik, dan Antiseptik. Hasil uji laboratorium, eugenol juga toksik bagi cendawan patogenik tanaman.
Diantaranya Fusarium Oxysporum, Phytopthora Capsici, Rigidoporus Lignosus, Rhizoctania Solani, Sclerotium rolfsii, serta Pseudomonas Solanacearum. Sedangkan Pestisida nabati berbahan aktif minyak cengkih dalam bentuk emulsi dan bubuk kini sudah diformulasikan.

Diantaranya MBC 10 BC, EGL 10 EC, MBC 4 WP, EGL 4 WP, dan EGL 10 WP dan Metil Eugenol sebagai bahan untuk menarik lalat buah. Serasah daun, bubuk daun, gagang dan bunga, hingga minyak cengkih semuanya mengandung senyawa eugenol. Karena itu produk berbahan baku cengkih tersebut dapat diaplikasikan sebagai Fungisida, Bakterisida, Nematisida, dan Insektisida.
Pada lada bubuk cengkih dapat mengendalikan busuk pagkal batang Phytopthora Capsici 65% hingga 75% sehingga hasil panen bisa meningkat hingga 2,5 kali dan juga sebagai nematisida Radopholus similes dan Meloidogyne incognita pada tanaman tersebut. Pengujian pada jahe, nilam, dan kentang membuktikan, minyak dan bubuk cengkih mampu menekan pertumbuhan Pseudomonas solanacearum dan pada konsentrasi aagak tinggi mampu mematikan.

Pertumbuhan bakteri terhambat dengan menggunakan bubuk daun, gagang dan bunga pada konsentrasi 500 – 1.000 ppm. Pada konsentrasi 4.000 - 7000 ppm bakteri tidak tumbuh. Sedang dengan menggunakan eugenol pada konsentrasi 100 – 300 ppm pertumbuhan bakteri terhambat. Di bali serasah dan bubuk daun cengkih digunakan untuk menanggulangi infeksi busuk batang Fusarium Oxysporum. Hasilnya mampu menekan infeksi hingga 85%.
Sebagai Pestisida nabati produk dari cengkih mudah diaplikasikan oleh petani. Dengan dosis bubuk atau seresah daun, gagang dan bunga 150 – 200 gram per tanaman cukup untuk mengendalikan patogen tanah. Aplikasinya taburkan bubuk cengkih merata di lubang tanam sekitar tajuk.
Sedang untuk mengendalikan cendawan dan hama, semprotkan 0,3-0,6% larutan minyak cengkih. Namun karena minyak cengkih tidak larut dalam air perlu ditambahkan terpentin atau detergen dengan konsentrasi 10 %. Jika daun yang dipakai, buat ekstraknya sebelum disemprotkan Caranya; 10 kg daun basah dikeringkan, lalu ditumbuk halus. Bubuk daun cengkih kemudian ditambah 19 liter air. Aduk sampai rata, lalu tambahkan 20 gram detergen. Aduk dan biarkan selama 2 hari.

Setelah disaring larutan pestisida itu siap digunakan untuk lahan 1-2 ha. Waktu menyemprot pakai 1 – 1,5 liter larutan ditambah 20 liter air. Untuk membuat formulasi bubuk, ambil 20 kg daun atau bunga cengkih kering, kemudian ditumbuk halus, lalu diayak. Campur dengan 1-2 g ram ditergen bubuk diaduk rata kemudian disimpan. Untuk penggunaan ambil 1-1,5 kg pestisida bubuk dan larutkan dalam 20 liter air.

 Selain sebagai pestisida nabati daun cengkih juga mengandung N, P, K, Mg, Fe dan Ca dengan kadar cukup tinggi. Karena itu produk cengkih ini juga cocok dipakai sebagai pupuk organik plus. Fermentasi pupuknya dibuat dengan mencampur 1 bagian pupuk organik dengan 3 bagian daun cengkih. Biarkan selama 1-2 bulan sebelum dipakai.

ECENG GONDOK SEBAGAI PUPUK ORGANIK Eceng gondok kaya akan asam humat “senyawa yang menghasilkan fitohormon yang mempu mempercepat pertumbuhan akar tanaman” eceng gondok juga mengandung asam sianida, triterpenoid, alkaloid, dan kaya akan unsur Calsium. Untuk pengolahan dapat digunakan acetobacter atau lainnya untuk mempercepat dekomposisi. Bakteri tersebut dicampur dengan molase dengan perbandingan 1 : 1 selama sepekan. Master bakteri tersebut siap digunakan setelah berbentuk kapang. Langkah selanjutnya eceng gondok yang diambil dari kolam dicincang atau digiling halus. Bahan kemudian dicampur dengan 10% dedak dan master bakteri selanjutnya campuran disimpan di bak yang dialasi plastik dan ditutup karung goni selama 4 hari. Suhu akan meningkat hingga 50C yang menandakan proses fermentasi sedang berlangsung. Fermentasi dianggap selesai apabila suhu sudah turun menjadi 30C.

LEBIH AMAN DENGAN BIOPESTISIDA Bio pestisida adalah penggunaan pestisida dengan bahan baku utama mikroorganisme. Contoh bakteri, virus, dan cendawan. Berbeda dengan hama yang merugikan petani, pasukan biopestisida ini bertugas menyerang hama tertentu. Hama yang terkena semprotan biopestisida ini akan terhambat perkembangannya bahkan bisa mati. Namun demikian dalam penggunaannya memerlukan lingkungan khusus. Contoh biopestisida ini adalah Cendawan Verticillium lecani digunakan untuk mengendalikan kutu putih, aphids, thrips, dan mites. Tak hanya itu sejenis nematoda yang disebut larvanem juga banyak dipilih untuk mengontrol larva black vine dan kutu kebul. Biopestisida berbahan aktif bakteri sudah duluan terkenal ketimbang mikroorganisme lainya. Bacillus thuringensis (Bt) adalah jenis paling populer yang banyak digunakan untuk mengendalikan ulat pemakan daun di sayuran dan buah-buahan.

EFFECTIVE MICROORGANISM (EM) EM banyak digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari dan digunakan untuk beberapa tujuan antara lain membuat pakan ayam, menjernihkan air limbah, mengendalikan hama dan penyakit tanaman, menghilangkan bau dipeternakan, memproses obat tradisional dan sebagaianya. Sebagai contoh EM dicampur alkohol, tetes dan tanaman toga dapat digunakan sebagai pestisida. Fungsi EM pada dasarnya adalah untuk memfermentasikan bahan organik dalam tanah. Hasil fermentasi ini berupa gula, alkohol, vitamin, asam laktat, asam amino dan senyawa organik lainnya. Sedangkan dalam EM tersebut mwngandung mikroorganisme yang sangat berguna yaitu;

Bakteri fotosintesis. Bakteri tersebut mensintesis Nitrogen, gula, dan senyawa bioaktif lainnya. Caranya dengan mengambil hasil sekresi, bahan organik dan gas berbahaya, hasil metabolismenya langsung dapat diserap oleh tanaman. Atau sebagai bahan untuk menumbuhkan mikroorganisme lainnya yang berguna bagi tanaman.
Lactobacillus yang merupakan sterilisan yang kuat, lactobacillus dapat menekan beberapa mikroorganisme berbahaya dan mendokomposisi bahan organik dengan cepat. Selanjutnya ragi. Yang ini mampu memproduksi senyawa berguna bagi tanaman melalui proses fermentasi.

Actinomycetes, ini mengubah asm amino dan senyawa lainnya yang diproduksi bakteri fotosintesis menjadi antibiotik bagi tanaman. Fungsi antibiotik adalah mengontrol patogen dan menekan pertumbuhan cendawan berbahaya dengan memecah chitin cendawan. Bakteri ini menciptakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri menguntungkan lainnya. Cendawan fermentasi yang berfungsi mendekomposisi bahan organik untuk memproduksi alkohol ester dan senyawa antimikroba. Cendawan ini dapat mengontrol bau dan mencegah serangan hama.

BUNGA KRISAN SEBAGAI INSEKTISIDA Rahasia bunga ini karena terdapat kandungan zat piretrin sebagai racun hama dan lalat buah. Sebagai contoh untuk insektisida organik adalah dengan cara bunga krisan sebanyak 25 gr dihancurkan hingga menjadi serbuk kemudian serbuk itu dilarutkan dalam 10 liter air. Hasil campuran dicampur dengan 10 cc detergen cair atau sabun colek. Setelah diendapkan selama semalam dain disaring dengan kain halus, larutan disemprotkan. Larutan ini salah satunya digunakan untuk memberantas hama kobis. Zat piretrin dalam bunga krisan berfungsi untuk merusak sistem syaraf hama. Efeknya akan makin hebat bila suhu disekitarnya menurun ”piretrin bersifat negatif dengan suhu” di alam ia bekerja mirip insektisida sintesis DDT. Dari hasil penelitian makin tinggi tempat penanaman bunga krisan makin tinggi pula kandungan zat piretrinya sehingga akan lebih cepat mematikan. Namun demikian dari hasil penelitian kandungan zat itu hanya terdapat pada tepung bunga. Dengan konsentrasi 0,5% tepung bunga krisan mampu membunuh serangga gudang lebih dari 90% dari total populasi.

Kulit Pisang sebagai Pupuk Organik Kulit Pisang yang selama ini kita biarkan terbuang begitu saja ternyata mengandung unsur kimia yang baik untuk pupuk yaitu Fosfor, Magnesium, Sulfur, dan Sodium. Cara penggunaan : Untuk tanaman hias (dalam pot) : kulit pisang dipotong-potong kemudian potongan dipendam disekitar tanaman. Untuk tanaman pertanian (lahan sawah) : Cara 1. Kulit pisang di blender (dihaluskan) sampai menjadi cairan (10 Kg kulit pisang dicampur 10 Liter Air) rendam selama satu malam, air hasil rendaman disaring dengan kain. 1 Liter hasil saringan dapat dicampur 10 liter air semprotkan ke tanah sekitar tanaman. Cara 2. Kulit pisang di potong kecil-kecil, kemudian dikomposkan bersama tanah baru ditebar seperti pupuk pada umumnya.